Add to Technorati Favorites

Friday, April 18, 2008

Renungan

Bagi kalian yang ingin kasi renungan harian buat blog ia3 ini kalian bisa ngasi comment di post ini.... oce karena post ini dibuat untuk memuaskan "beberapa" orang supaya g ngasi comment yg OOT dan sekaligus menumbuhkan kerohanian qt smua yg tergabung dlm ia3 sinlui 2007-2008

36 comments:

Anonymous said...

First BlooD

Dodo sekrarang punya tempat buat ngasih renungan
pasti seneng

Martin_the_bigcactus said...

Eh klo kasih comment jgn pk anonymous g jelas inget peraturannya administrator harus pk nama yg jelas

Anonymous said...

loh ini tempate khusus dibikin buat dodo ta?

Heathran said...

@ martin:anonymous itu jelas juned, First Blood di post pertama ide ne juned wkwkwk

@lin: ga, aq ya post di sini ntik, renungan2ku akan kubagi

Anonymous said...

hore selamat buat do2 yang sudah menemukan cita cita masa depan
yaitu menjadi imam *hore*(mati ae wes)

Heathran said...

Satu Jam Bersama Ayah

Ayah yang terlalu sibuk adalah seorang ayah yang sangat larut dalam pekerjaannya. Setiap hari ia berangkat sebelum anak-anaknya bangun dan pulang setelah anak2nya tertidur lelap.

Suatu hari anaknya yang berumur 5 tahun menunggunya sampe larut malam. Saat melihat ayahnya pulang anak tersebut langsung menghampiri ayahnya dan bertanya, "Ayah bolehkah saya bertanya sesuatu ?" mendapat pertanyaan tersebut ayahnya segera menjawab, "Tentu saja, ada apa nak ?"

"Berapa penghasilan ayah per jam..?" tanya si anak. Si ayah pun bertanya dengan penuh keheranan, "Kenapa kau tanya sesuatu yang tidak ada hubungannya denganmu ?"

Anak itu tak menjawab, tapi mendesak ayahnya dengan pertanyaan yang sama, setelah dipaksa beberapa kali, akhirnya sang ayah pun menjawab bahwa penghasilannya perjam adalah seratus ribu rupiah. Si anak pun bertanya kembali, "Bolehkah saya minta uang lima puluh ribu rupiah dari ayah ?" dengan nada memohon.

Awal mulanya sang ayah keberatan, tapi karena didesak terus menerus akhirnya sang ayah memberikan juga uang tersebut kepada anaknya sesuai dengan yang diminta.

Anak itu sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada ayahnya. Kemudian ia pergi mengambil celengannya dan mengeluarkan uang yang ada didalamnya. Setelah dihitung seluruhnya berjumlah seratus ribu rupiah, pas.

Kemudian anak itu berkata kepada ayahnnya, "Bolehkah saya membeli waktu ayah satu jam ?" Dengan mata berkaca-kaca ia melanjutkan, "Bisakah ayah besok pulang lebih cepat dan menemani saya makan malam ?" Nada anak itu sangat memilukan dan menyentuh hati ayahnya yang paling dalam...

Moral: Kasih sayang lebih diperlukan oleh sesama kita daripada hal-hal material yang kita anggap baik untuk mereka. Jangan lupakan untuk memberi perhatian kita pada sesama

Anonymous said...

Konon di tengah hutan, bunga mawar menertawakan pohon cemara seraya berkata; “Meskipun anda tumbuh begitu tegap, tetapi anda tidak memiliki keharuman sehingga tidak dapat menarik kumbang dan lebah untuk mendekat.”

Pohon cemara diam saja. Demikianlah bunga mawar di mana-mana menyiarkan dan menceritakan tampak buruk pohon cemara, sehingga membuat pohon cemara tersingkir dan menyendiri di tengah hutan.

Ketika musim dingin datang dan turun salju yang lebat, bunga mawar yang sombong sangat sulit mempertahankan kehidupannya. Demikian pula dengan pohon dan bunga-bunga lainnya. Hanya pohon cemara yang masih tegak berdiri di tengah badai dingin yang menerpa bumi.

Di tengah malam yang sunyi, salju berbincang-bincang dengan pohon cemara. Salju berkata; ” Setiap tahun saya datang ke bumi ini, selalu melihat kemakmuran dan keramaian di bumi berubah wajah. Hanya gersang dan sunyi senyap yang menyelimuti bumi. Namun, kamulah satu-satunya yang dapat melewati ujian saya dan berdiri tegak hingga dapat menahan segala macam tekanan alam. Begitu pula alam kehidupan dan manusia selalu mengalami perubahan.” Demikianlah pembicaraan menarik antara pohon cemara dan salju yang terjadi di tengah malam pada musim dingin.

Sedih dan gembira selalu datang silih berganti; hanya dengan keteguhan jiwa dan pikiran,kebahagiaan itu dapat diraihnya. Caci maki dan fitnah tidak dapat menjatuhkan orang yang kuat.

Di dalam ungkapan Timur sering terdapat kata-kata : ” Menengadah ke langit dan membuang ludah.” dan ” Menabur debu dengan angin yang berlawanan.” Ini semua mengisahkan kebodohan-kebodohan yang dilakukan seseorang dan pada akhirnya mencelakakan dirinya sendiri. Menghadapi fitnahan dan celaan, hendaknya seseorang berlapang dada bagaikan langit besar yang tak bertepi.

Cuaca terang dan berawan selalu silih berganti. Belajar bagaikan cermin yang jernih dapat melihat keadaan sebenarnya.

Bunga mawar hanya merasakan kepuasan dan kecongkakan sejenak, tetapi pohon cemara dapat menghadapi, menerima dan menahan diri dengan tenang dan sabar.

Kita harus belajar dari sifat pohon cemara yang tegar menahan serangan, baik serangan yang bersifat tindakan, ucapan maupun pikiran ; dan menjadikannya sesuatu yang sejuk, hangat dan damai.

UbErLiStErIn said...

CAN'T LIVE WITHOUT YOU

Mazmur 16:1-11
"Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus bepegang pada perintahNya"(ulangan 13:4)

Pernah denger lagu sekuler yang judul nya " Without you" ga? Atau lagu2 cinta laennya yang liriknya menceritakan kalau seseorang itu tidak bisa hidup tanpa pacarnya di sisinya. Aneh aja, padahal sebelum ketemu dengan pacarnya itu, toh dia tetap bisa hidup.

Kita ini ada karena Firman Allah. Begitu juga dengn semua yang ada di dunia ini. Jadi hidup dan mati kita ada di tanagn Tuhan.Kita kok bisa-bisanya bilang klo kita ga bisa hidup tanpa seseorang atau sesuatu tadi. Apa itu bukan yang namanya memungkiri kebenaran? Mungkin sesuatu yang ada di dunia ini bisa membuat kita bahagia, misalnya uang, jabatan atau teman2. Tapi percayalah , hal itu tidak bisa menjamin sukacita yang kekal buat kita . Sebab segala sesuau yang ada di dunia ini terbatas kemampuannya. Uang bisa membeli apa saja, tetapi uang tidak bisa membeli keselamatan. Dengan kata lain satu2 ny sumber dari segalanya adalah Tuhan. Termasuk sukacita dan damai sejahtera, asalnya dari surga bukan dari dunia. Jadi apalah hidup kita tanpa Tuhan?

Pray : Tanpa-Mu Tuhan aku tidak bisa hidup. Tinggalah bersertaku, ya, Bapa

Think about it:
Tuhan itu nafas hidup, tanpa Dia kita tidak bisa apa-apa

SchyZeR said...

sjk kpn aq pke id anonymous dol

Cindy said...

do2 camen cak!!!!

sakit apa siy lu, do??

andre y pisan..melok2 camen...eh nek andre ga camen se..tp gila emg

Martin_the_bigcactus said...

bagus2 semua ikut membangun kerohanian ia3 ini makasih buat smuane yg uda ngisi renungan, smoga berguna smua.yang anonymous i2 bkn juned koq. selidik punya selidik ternyata i2 tmn sebangku gua

Anonymous said...

Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale.
Ia tampak sedih.

Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini.
Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.

"Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi," kata pria itu.

"Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah
kehilangan hidup ini.

Norman Vincent Peale, penulis buku "The Power of Positive Thinking", tersenyum penuh simpati.

"Mari kita pelajari keadaan anda," katanya Norman dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman.
Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya.
Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.

"Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan," kata pria itu tetap dalam kesedihan.

"Aku sudah tak punya apa-apa lagi."

"Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?" tanya Norman.

"Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku.
Ia amat mencintaiku! "

"Kalau begitu bagus sekali," sahut Norman penuh antusias.

"Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan "Istri yang amat mencintai".
Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?"

"Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!"

"Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan "Anak-anak tidak berada dalam penjara."
kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.

Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.

"Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu," katanya.

Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan.
Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik.......

Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif.....

Anonymous said...

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikur memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada
perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"

Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.

Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. " Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sng ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang
terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam) Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SO...SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA...PIKIRKANLAH SEKALI LAGI

Anonymous said...

Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. ..

Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.. .




Pertama...

"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini...???"

Murid-muridnya ada yang menjawab..." orang tua", "guru", "teman", dan "kerabatnya" ...

Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar...

Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian".. .

Sebab kematian adalah PASTI adanya....




Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua...

"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini...???"

Murid-muridnya ada yang menjawab... “negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang" ...

Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang dib erika n adalah benar...

Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"...

Siapa pun kita... bagaimana pun kita...dan betapa kayanya kita.... tetap kita

TIDAK bisa kembali ke masa lalu...

Sebab itu kita harus menjaga hari ini... dan hari-hari yang akan datang..




Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga...

"Apa yang paling besar di dunia ini...???"

Murid-muridnya ada yang menjawab"gunung", "bumi", dan "matahari".. .

Semua jawaban itu benar kata Sang Guru ...

Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"...

Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya...

Segala cara dihalalkan d emi mewujudkan impian nafsu duniawi ...

Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini... jangan sampai

nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat)...




Pertanyaan keempat adalah...

"Apa yang paling berat di dunia ini...???"

Di antara muridnya ada yang menjawab..."baja", "besi", dan "gajah"...

"Semua jawaban hampir benar...", kata Sang Guru ..

tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"....




Pertanyaan yang kelima adalah... "Apa yang paling ringan di dunia ini...???"

Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan" ...

"Semua itu benar...", kata Sang Guru...

tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah"....




Lalu pertanyaan keenam adalah...

"Apakah yang paling tajam di dunia ini...???"

Murid-muridnya menjawab dengan serentak... "PEDANG...!! !"

"(hampir) Benar...", kata Sang Guru

tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia"...

Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati... dan

melukai perasaan saudaranya sendiri...




Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN...

senantiasa belajar dari MASA LALU...

dan tidak memperturutkan NAFSU...???

Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun...

dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH....

serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita...???

Anonymous said...

Ketika china masih terpecah pecah menjadi beberapa kerajaan , perang adalah sesuatu yang tak bisa dihindari , kerajaan besar akan saling berperang untuk menunnjukan kekuasaanya , smentara nasib kerajaan kecil adalah menjadi rebutan kerajaan yang lebih besar dan nasibnya selalu menjadi negara jajahan.

tapi kerajaan Hu ternyata tidak pernah dijajah oleh kerajaan besar manapaun , padahal kerajaan hu hanyalah sebuah kerajaan kecil yg kekuatan tentaranya minim , dan faktanya kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang makmur dan dipimpin oleh seorang raja yg terkenal sangat jujur.

kenapa kerajaan hu aman aman saja...? kerana kerajaan hu letak geografisnyalah yang melindunginya , kerajaan ini dikelilingi oleh pegunungan tinggi , dan dibatasi oleh sebuah sungai lebar yg beraliran cukup deras. satu satunya jalan masuk ke kerajaan itu adalah melalui sebuah jembatan yg melintas di atas sungai besar.

hal ini tentu saja menyulitkan kerajaan besar manapun yg hendak menyerang kerajaan hu , kerajaan besar dengan bala tentara ribuan tentu akan kerepotan jika harus melintasi sungai lebar tersebut apalagi jika melewati jembatan , sebesar apapun tentaranya pasti akan terpecah dan tercerai berai pada saat menyeberang sungai dan akan menjadi sasaran empuk tentara hu.


Namun ternyata ada saja raja yg nekad mengerahkan pasukannya untuk menyerang kerajaan hu , raja zhou mengerahkan tentaranya besar besaran dengan tujuan untuk menjajah kerajaan hu.
dan memang sesuai dugaan, sebesar apapun tentara yg dikerahkan , saat menyeberang sungai mereka menjadi tercerai berai karena harus berusaha agar tidak hanyut.

panglima perang kerajaan hu yg mengetahui negaranya akan diserang segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang pergerakan pasukan zhou.
tapi sang panglima terkejut ketika rajanya memberi perintah, :

"siapkan pasukan , tapi tunggu sampai musuh menyeberang sungai baru kita menyerang..."

"tapi tuanku ......pasukan kita tak akan sanggup menghadapi pasukan zhou , mereka lebih banyak dan berpengalaman , satu satunya kesempatan kita adalah menyerang mereka saat sedang menyeberang sungai......saat itu kekuatan mereka melemah tuanku...." bantah sang panglima.

"DIAM KAU PANGLIMA!!!!!! AKU TAHU JIKA KITA MENYERANG MEREKA SAAT MENYEBERANG SUNGAI MAKA KITA AKAN MENANG , TAPI ITU ADALAH PERBUATAN TIDAK KSATRIA DAN TIDAK JUJUR.....LEBIH BAIK KITA TUNGGU MEREKA MENYEBERANG."

"tapi baginda...kita tak mungkin menang kalo begitu...."

" WAHAI PANGLIMAKU...DENGARLAH........AKU LEBIH BAIK KALAH DAN MATI SECARA KESATRIA DARIPADA HARUS MENANG DENGAN MELAWAN MUSUH YANG TIDAK SIAP...!!!!!"


dan memang pada akhirnya kerajaan hu kalah dan menjadi jajahan raja Zhou , smentara raja hu dihukum mati dengan dipenggal kepalanya tapi tetap mempertahankan prinsip kejujuran yang dia yakini.

so guys and gals.......jujur apa bodoh ,.........?????

Anonymous said...

kalo di lihat dari harga diri memang bagus
tapi kalo sebagai orang pintar (apalagi raja) bodoh...

nek aq ya serang pas dee lagi lemah
strategy is everything

AxeRotH said...

^^^^^^
namane nggilani

mek dibalik

Cindy said...

renungan kalo mau lgs di post g usah d commnet gpp koq

Anonymous said...

do kon katae mau ngasi renungan setiap hari do.

Skrg wes dibuatno kon jarang kasih renungan y apa seh

sadarkanlah kami manusia berdosa ini dengan renunganmu

Anonymous said...

heh!!!jok pake nick aneh2!!!pake nama/nick yg bisa dikenali

AxeRotH said...

sori2 post ku kan g ngeflame seh

mek tanya kok

maap

Martin_the_bigcactus said...

RUMAH 1000 KACA

disuatu desa dipinggir hutan terdapat sebua rumah yang dipenuhi oleh kaca, 1000 kaca jumlahnya lalu di suatu hari ada seekor anjing yang tersenyum lebar dan mengibas-ngibaskan ekornya pernasaran dangan rumah itu dan memasuki rumah itu. saat masuk dia langsung disambut dengan 1000 ekor anjing yang tersenyum lebar dan mengibas-ibaskan ekornya menyambutnya dengan hangat setelah itu dia pergi dan berkata "aq kan kembali lg kesini krn tempat ini menyenangkan".di lain hari ada anjing yang cemberut dan tertunduk lesu masuk ke dalam rumah itu dan yang dilihatnya adalah 1000 ekor anjing yng melihatnya dengan sinis dan tertunduk lesu, ia pun menggeram, ttp 1000 ekor anjing yang lain juga menggeram dan anjing itu pun lari keluar seraya berkata "aq tdk mau lg datang kesini krn tempat ini tidak menyenangkan"


cat:apa kau yang ingin dunia lakukan untuku perbuatlah itu dahulu terhadap dunia

Martin_the_bigcactus said...

eh klo ada yang pk nama g gena skali lg pasti gua delete commentnya!!!!

Martin_the_bigcactus said...

@meong: klo lsg di post,postnya bakal penuh dg kothbahya do2 cs
mending di comment aja

Act² said...

Betul breng
mending comment aja
hemat tempat hehehe

do
nek ngasi renungan jok panjang2 yo
hehehe
males mbacae
sing pendek2 ae
tapi tetep bermakna

Anonymous said...

aq mek mau kasih kata mutiara ae

"Tuhan ngga ngasih yg kita minta tapi yg kita butuh"

Anonymous said...

sebenernya gw pengen di post spy blog ini ter-detect ama search engine..biar ad sense gw di klik dan gw dapet duit...wkwkwkwkwkkwkwkwkkw

btw...do, ada ga kotbah bwat orang kayak gw???

Anonymous said...

bwat atasku ga usah dodo aq aja
"lebih sulit seekor unta masuk ke lubang jarum dari pada orang kaya masuk ke surga(by jesus)"
"uang bukanlah segalanya tetapi,segalanya butuh uang"

SchyZeR said...

"uang bukanlah segalanya tetapi,segalanya butuh uang"
itu lak semboyan e tianshi

dodo khotbahne xg mana?
kebnykan mlz baca 1 1 aq

SchyZeR said...

mek 1 tok ta do?
itu loh ndre
1 khotbahne dodo ae isa mbales kata2mu
"Uang bisa membeli apa saja, tetapi uang tidak bisa membeli keselamatan."

Cindy said...

do2 ga niat...

apa do2 diPECAT aj??

ck5....
@coins : klise....
@juned : stuju bgt ama semboyane tianshi...

Anonymous said...

jelaskan arti kata klise kaga ngerti

Anonymous said...

@juned siapa yang bilang uang tidak bisa membeli keselamatan
contoh :
naik motor biar selamat harus pake helm buat beli helm itu butuh uang
dengan kata lain keselamtan itu bisa dibeli dengan uang

Act² said...

wew
itu mah cuman mencegah aja
bukan beli selamat
gapleki
.....

Archi said...

Seorang ibu adalah seorang pembohong yang baik. Bagaimana tidak? Ibu telah berbohong berulang kali padaku. Namun ada 8 kebohongan Ibu yang tidak bisa kulupakan, meski Ibu telah tiada.


1. Kebohongan pertama
Suatu hari, di saat aku masih kecil sekali, saat itu, Ayah telah tiada. Hanya ada Ibu dan aku di keluarga kami. Ibu yang telah bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarga baru saja pulang dari pekerjaannya, namun ia tak membawa hasil yang banyak. Aku belum makan begitu pula dengan Ibu. Persediaan makanan hari ini hanya selembar roti tawar. Ibu terlihat kebingungan, namun kemudian ia mengambil roti itu dan memberikannya padaku. Ibu menyuruhku menyantap roti itu sambil meminta maaf padaku karena tidak ada lagi makanan lain. Kemudian aku bertanya, "Ibu, biarlah Ibu yang memakan roti ini. Tadi siang aku sudah makan, sedangkan Ibu belum makan apapun sejak siang tadi. Makanlah roti ini, Bu.". Namun Ibu menjawab perlahan "Aku tidak lapar, Nak. Makanlah roti itu.". Itulah kebohongan Ibu yang pertama.


2. Kebohongan kedua
Suatu hari, Ibu pulang dari pekerjaannya. Ibu mengajakku untuk pergi keluar mencari makan karena hari ini Ibu tidak memasak makanan. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya hari ini. Ibu mengajakku untuk mencari makanan yang aku sukai. Saat itu aku masih begitu lugu. Tanpa merasa berdosa, aku langsung menunjuk sebuah rumah makan. Dengan lugunya aku berkata pada Ibu, “Ibu biarlah aku makan ikan kakap! Kata teman-temanku, rasa ikan kakap sungguh lezat, apalagi aku belum pernah memakan ikan laut.” . Pada awalnya Ibu terlihat agak panik lantaran harga ikan yang cukup mahal, namun kemudian dengan mantap, Ibu melangkah ke rumah makan itu sambil menggandengku. Kami duduk di meja makan yang tak jauh dari pintu masuk rumah makan itu. Saat sang pelayan datang dan menanyai menu makanan yang akan kami pesan, Ibu langsung berkata, “Satu ekor ikan kakap asam manis dan 2 piring nasi.”. Sang pelayan mengiyakan dan langsung pergi. Saat makanan telah dihidangkan, aku mulai menyantap ikan itu dengan lahap. Namun Ibu hanya meyuapi dirinya dengan nasi putih yang ada di piringnya. Aku heran, dan aku bertanya pada Ibu, “Ibu kenapa engkau tidak menyantap ikan ini? Rasanya enak sekali loh, Bu..”. Ibu dengan tersenyum kecil hanya menjawab, “Aku tidak suka ikan. Makanlah ikan itu, Nak.”. Itulah kebohongan Ibu yang kedua.


3. Kebohongan ketiga
Suatu hari, aku menanti kepulangan Ibu dari pekerjaannya, namun ternyata Ibu pulang sangat larut. Tentunya Ibu mengincar uang lembur lebih untuk membelikan hadiah kepadaku, sebuah mobil-mobilan, untuk hari Natal yang akan datang sesaat lagi. Saat itu jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Aku menyambut kepulangan Ibu. Saat itu Ibu terlihat begitu lelah dan pucat. Ibu sedikit terbatuk-batuk, kemungkinan Ibu masuk angin. Namun Ibu belum menyiapkan makan malam dan aku belum makan apapun. Aku sangat kelaparan. Ibu segera menyiapkan makan malam seadanya. Begitu makanan itu dihidangkan di depanku, aku langsung melahapnya. Namun kulihat Ibu duduk di depanku sambil terkantuk-kantuk. Ibu menungguku selesai makan untuk mencuci piring yang aku gunakan. Kemudian aku berkata pada Ibu, “Ibu, apabila engkau mengantuk, tidurlah Bu. Biar piring ini aku cuci sendiri, atau Ibu bisa mencucinya esok hari. Ibu terlihat begitu lelah, pergilah beristirahat, Bu.”. Namun dengan wajah pucatnya, Ibu berkata, “Aku tidak lelah. Makanlah saja, Nak.”. Itulah kebohongan Ibu yang ketiga.


4. Kebohongan keeempat
Suatu hari, di saat aku masih kecil, Ibu baru pulang dari pekerjaannya. Ibu terlihat begitu lelah dan kehausan. Akupun saat itu sedang kehausan. Namun persediaan air minum di rumah sudah habis. Hanya segelas air putih saja yang tersisa. Ibu yang mengerti bahwa aku sedang kehausan segera mengambil segelas air putih tadi dan menyuruhku meminumnya. Sebelum sempat kuteguk air itu, aku bertanya pada Ibu, “Ibu, mengapa engkau berikan air putih ini untukku? Biarlah kita bagi saja air ini untuk kita berdua, Bu.”. Namun, sambil menahan rasa dahaganya, Ibu menjawab, “Aku tidak haus. Minumlah saja, Nak.”. Itulah kebohongan Ibu yang keempat.


5. Kebohongan kelima
Suatu hari, aku melihat Ibu sedang berbincang-bincang dengan seorang temannya. Mereka terlihat serius sekali. Karena rasa penasaran mengguncangku, aku menguping pembicaraan mereka dari kejauhan. Teman Ibu berkata pada Ibu untuk menerima tunangan dari seorang lelaki yang katanya baik hati dan jatuh cinta pada Ibu. Namun, sambil tersenyum Ibu berusaha terus menolak saran temannya itu dengan berbagai alasan, mulai dari belum siapnya hati Ibu sampai masalah biaya yang akan dikeluarkan bila mereka menikah nanti. Tetapi, yang selalu ditekankan oleh Ibu adalah perasaanku yang belum bisa menerima seorang Ayah baru. Aku tahu, sebenarnya Ibu sangat kesepian dan aku rasa Ibu membutuhkan seorang suami, meskipun mungkin aku tidak akan begitu senang karena aku tak begitu menyukai seorang ayah baru. Setelah teman Ibu pergi, aku pergi mendekati Ibu dan berkata demikian , “Ibu, apabila Ibu memang kesepian, tak apa-apalah bila Ibu menikah dengan pria itu. Aku akan belajar menerima orang itu.”. Namun Ibu dengan ramah menjawab “Aku tidak kesepian Nak.”. Itulah kebohongan Ibu yang kelima.


6. Kebohongan keenam
Aku sudah dewasa sekarang. Aku sudah bekerja di kota besar. Meskipun bukan pekerjaan yang berpenghasilan besar sekali, aku sudah cukup bangga dan senang dengan pekerjaanku ini. Gaji pertamaku, yang baru saja kuterima hari ini cukup banyak menurutku. Aku sungguh bersyukur. Setelah kuhitung-hitung, ternyata uang ini masih berlebih setelah dikurangi dengan biaya kebutuhan hidupku di sini. Dengan maksud ingin membahagiakan Ibuku yang masih bekerja di kota kelahiranku, aku mengirimkan uang lebih itu kepada Ibu sambil melampirkan secarik kertas yang kutulisi demikian, “Ibu, ini penghasilan pertamaku bekerja di kota ini. Kelihatannya ada sedikit kelebihan uang setelah kukurangi dengan biaya hidupku di sini. Terimalah uang ini, Bu. Setidaknya Ibu bisa bekerja lebih santai dengan adanya uang ini.”. Namun, 5 hari kemudian aku lihat di depan kamar kostku, sebuah amplop coklat. Ternyata itu sebuah surat dan alamatnya tertuju pada namaku. Ternyata Ibulah pengirimnya. Kubuka amplop itu, lalu kulihat uang yang telah kukirimkan pada Ibu ternyata ada di amplop itu. Di dalam amplop itu juga, kulihat secarik kertas yang teryata surat dari Ibu. Saat kubaca surat itu, ternyata Ibu menulis demikian, “Aku punya uang. Tak perlulah engkau kirimi aku dengan uang ini. Pakailah saja uang ini untuk kebutuhanmu yang lain, Nak.”. Itulah kebohongan Ibu yang keenam.


7. Kebohongan ketujuh
Pekerjaanku di kota sudah mulai mantap. Akupun telah memiliki seorang istri yang baik hati. Aku mengenalnya karena dulu kita sempat bekerja di tempat yang sama. Meskipun aku bukan seorang eksekutif muda dan kaya sekali, namun aku sudah bisa dibilang mapan dan berkecukupan. Aku membeli sebuah rumah yang tidak begitu jauh dari tempat kerjaku. Rumah itu tidak begitu besar atau terlalu kecil. Setelah aku dan istriku menempati rumah itu, aku teringat dengan rumah lamaku yang kondisinya jauh berbeda dengan rumah baruku ini. Teringat akan hal itu, timbul niatan dalam diriku untuk mengajak Ibu tinggal bersamaku di rumah baru ini. Apalagi Ibu hanya seorang diri saja di rumah itu. Tentunya akan lebih baik bagi Ibu untuk tinggal di rumahku ini, bersama denganku. Setelah kutanyakan pada istriku, ia setuju dengan pendapatku. Maka, sesaat kemudian, aku menelpon Ibu. Aku berkata, “Ibu aku telah membeli rumah di kota ini. Meskipun tidak terlalu besar, rumah ini bersih dan cukup nyaman. Pindahlah kemari, Bu. Tinggalah bersamaku di rumah baruku. Apalagi aku juga khawatir dengan keamanan Ibu. Ibu kan sendirian tinggal di sana. Pindahlah kemari, Bu. Biar rumah itu kita jual Bu.”. Terdengar isak tangis perlahan dari teleponku. Ibu menangis terharu. Dalam hati, aku berpikir bahwa Ibu menyetujui usulku. Namun ternyata Ibu menjawab sambil terisak-isak, “Aku takut tidak kerasan. Biarlah kamu hidup bersama dengan istrimu. Ibu sudah cukup kerasan tinggal di sini, meski di dalam rumah yang sudah jelek ini. Soal keamanan tak usah khawatir, Nak. Orang-orang di sini semuanya mengenal Ibu. Ibu pasti tidak akan apa-apa.”. Lalu Ibu segera menutup telepon dariku. Itulah kebohongan Ibu yang ketujuh.


8. Kebohongan kedelapan (kebohongan terkahir)
Ibu masih tinggal di kota kelahiranku sampai sekarang. Sampai pada suatu hari, aku mendengar kabar dari temanku yang masih tinggal di kota itu, bahwa Ibu sedang sakit keras. Dokter mengatakan bahwa waktu Ibu sudah tak lama lagi.. aku yg mendengarnya langsung menangis dan segera mengunjungi Ibu. aku bertanya pada Ibu, "jangan khawatir Bu, anakmu ini akan terus menjagamu." Namun Ibu berkata "tenanglah nak, aku tidak sakit..."

dan setelah itu, Ibu pun meninggal.. meninggalkan 8 kebohongan yang mengganjal hatiku, namun mengarahkan diriku kepada kesuksesanku skr... kebohongan ibu adalah pengorbanan ibu..


MORAL: Kebohongan(baca:pengorbanan) adalah hal yg luar biasa, yg bisa dilakukan oleh Ibu kita.. sudahkan kita semua menghormati dan mencintai orang tua kita?

~ARCHI~

AxeRotH said...

gung maap loh ya mau tanya emane ibumu wes g ada ta kok tulisane
"Namun ada 8 kebohongan Ibu yang tidak bisa kulupakan, meski Ibu telah tiada."
maap sekali lagi gung cuma tanya